top of page

Jogja I'm coming

Sudah lama tak singgah di Kota Gudeg Jogyakarta. Entah gak kebayang seperti apa bentuknya tu kota yang bikin aku slalu ingin kesana dan kesana lagi. Seingat aku, terakhir aku kesana sekitar bulan Maret atau April 2015 lalu untuk kunjungan kerjaku. Tapi memang seh kunjungan kerja dengan kunjungan untuk jalan-jalan sangatlah berbeda. Jika kunjungan kerja hanyalah sepintas saja untuk menikmati suasana kota itu. Ini dikarenakan kita hanya focus di satu tujuan dan pikiran kita juga terpusat untuk masalah kerjaan saja.


Nah tepat di bulan kemarin tanggal 11 Januari 2016, aku merencanakan untuk liburan di Jogya dengan beberapa teman. Ada kisah menarik dan lucu plus sedih plus konyol, pokoknya nano nano deh rasanya. Waktu itu, aku datang terakhir menuju Jogya. Karna teman-teman yang dari Jakarta sudah terlebih dahulu tiba sehari sebelum aku tiba di Jogya. Perjalananku dimulai dari Salatiga menuju Solo. Dikarenakan aku ke Jogya tanpa kendaraan pribadi, dan akupun baru pertama kalinya ke Jogya dengan menggunakan kendaraan umum. Maka jangan heran jika aku rada-rada bingung untuk rute yang mengarah ke Jogya. Dari salatiga aku menggunakan Bus Safari AC, kemudian turun di Perempatan Kartosuro untuk berganti Bus yang menuju ke arah Jogya. Sayang disayang dari Kartosuro ternyata hanya bus ekonomi saja yang boleh aku tumpangin. BT memang, tapi semuanya demi sebuah liburan yang sudah menjadi impian kita.

Sepanjang perjalanan menuju terminal Giwangan Jogya, aku menyempatkan untuk browsing kendaraan apa yang harus aku tumpangin menuju Malioboro. Disitu kudapati bus Trans Jogya yang sering digunakan para Traveller untuk mengunjungi pusat kota Gudeg itu. Perjalanan ini memang bisa dibilang perjalanan super nekat yang pernah aku alami. Karna perjalanan ini hanya bermodalkan spekulasi dan tanpa tujuan arah yang jelas. Terlebih lagi kita juga belum tahu akan menginap dimana. Dipertengahan perjalanku ke jogya, salah satu temanku yang sudah sampai di Malioboro menelponku menanyakan akan menginap dimana. Hahhahaa… dan aku hanya bilang, “ coba kamu cari di daerah Sasrowijayan. Disana banyak penginapan murah!” Jahatnya aku..!! bayangin aja, orang dari Jakarta, baru pertama kali ke Malioboro disuruh cari daerah Sasrowijayan. Wew…!! puyeng-puyeng dah. Tapi tenang aku gak sejahat itu kok, aku pasti kasih arahan.


Tanpa aku tahu akan menginap dimana, akhirnya sampailah aku di terminal Giwangan Jogya. Begitu turun dari Bus, aku disamperen bapak-bapak separuh baya menanyakan tujuanku kemana. Aku hanya bisa jawab “ Ke maliobro pak.” Lalu bapak-bapak tersebut menawarkan ojek dengan harga Rp 20.000 dengan dalih kalo naik bus nanti muter, lebih enak naik ojek dan bla-bla ocehannya dia. Alamak bodohnya aku, ternyata aku mau aja ditawarin naik ojek, padahal aku sudah berniat naik Bus Trans Jogya. Dan Jreng….jreng… akhirnya naik ojek juga, hujan pula..!! lengkap deh penderitaanku.

Sesampainya daerah Sasrowijayan, giliran aku yang puyeng mencari keberadaan teman aku itu. Dengan disambut hujan yang lebat, aku menelpon temanku untuk menjemput di ujung gang Sasrowijayan. Setelah beberpa saat kita saling mencari, bertemulah kita di sebuah kedai soto. Tanpa pikir panjang, kitapun memesan soto dengan alasan sambil menunggu hujan reda, padahal kita sangatlah lapar pada jam yang sudah menunjukkan perut kita haruslah diisi.


Hujan tak kunjung reda, padahal kami sudah lumayan lama berada di kedai soto itu. Berhubung rasa bosan sudah menghantui, kitapun nekat untuk menerjang hujan dengan bermodalkan satu payung saja. Wow… tak disangka tak diduga, ternyata gang yang menuju penginapan kita sudah digenangi oleh air hujan alias banjir. Waduh..!!!! separah inikah…??? Benar-benar perjalanan yang penuh kejutan. Tanpa pikir panjang, akupun melepas sepatuku agar aku bisa melalui jalan itu. Dalam hatiku, semoga perjuangan ini menghasilkan tempat yang menyenangkan untuk beristirahat

Beberapa menit aku berjalan di genangan air itu, tiba-tiba temanku memberhentikan aku dan menunjukkan disitulah penginapan yang sudah dibokingnya. Alamak jaaang…..ternyata kita tidur di homestay, aku pikir kita bakal tidur di hotel walaupun bukan hotel berbintang. Rada nyesel seh karna dengan harga Rp. 200.000 di kota Jogja sebenarnya kita masih bisa beristirahat di hotel. Tapi tak apalah aku hargai perjuanganmu kawan…hehehehehheeh…. Untunglah homestay yang kita dapati gak jelek-jelek amat, yang penting kebersihannya terjaga. Mungkin ini jadi pelajaran kita untuk lebih banyak persiapan jika kita ingin berlibur.



Featured Posts
Recent Posts
Follow Us
  • Facebook App Icon
  • Twitter App Icon
  • Instagram App Icon
  • Google+ App Icon
  • LinkedIn App Icon

© 2015 by Tika IT YOURSELF. Proudly created with Wix.com

Unknown Track - Unknown Artist
00:00 / 00:00
bottom of page